A. Latar Belakang
Selama ini kita tidak
mengetahui seberapa besar pengaruh suatu rencana pembelajaran terhadap hasil
belajar siswa. Sehingga, yang dapat dirasakan saat ini adalah dampaknya
terhadap siswa. Seperti lupa terhadap materi yang diajarkan, tidak mengerti
materi yang diajarkan, bahkan yang terburuk ialah munculnya rasa jenuh saat
belajar. Kenyataannya, tidak sedikit guru yang menghiraukan hal tersebut. Oleh
karena itu, saya memilih membahas mengenai teori psikologi kognitif dan
kontruktivisme beserta aplikasinya dalam kehidupan.
Sebagaimana kita
ketahui bahwa pembelajaran ialah sebagai perubahan jangka panjang dalam
representasi dan asosiasi mental sebagai hasil pembelajaran. Maksudnya ialah
bahwa pembelajaran bukanlah sekedar penggunaan informasi secara singkat yang
tidak selalu tersimpan selamanya, namun melibatkan koneksi dalam diri untuk
menyimpan pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh, serta adanya
perubahan akibat dari pengalaman yang dialami.
Maka perlulah
mempelajari psikologi kognitif dan kontruktivisme untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa. Serta mengubah teori-teori yang ada dan pemrosesan informasi
menjadi strategi-strategi belajar.Seperti memberikan dorongan untuk menggali
dan menemukan masalah mereka sendiri serta mencoba untuk merumuskan gagasan.
Lalu diberikan peluang dan kesempatan yang luas untuk membangun pengetahuan
mereka.
B. Tujuan
Kognitif
Afektif
- Pembaca mampu menyesuaikan teori psikologi kognitif dan kontruktivisme dengan RPP yang telah ada sebelumnya.
- Pembaca mampu membuktikan teori psikologi kognitif dan kontruktivisme dalam pembelajaran langsung.
- Pembaca mampu membandingkan pelaksanaan pembelajaran antara pembelajarn berdasarkan teori psikologi kognitif dan kontruktivisme dengan pembelajaran tanpa teori belajar.
- Pembaca mampu merancangkan sebuah RPP yang sudah sesuai berdasarkan materi ini
- Pembaca mampu menyatakan pendapat mengenai materi ini.
- Pembaca mampu menyempurnakan RPP yang ada dengan materi psikologi kognitif dan kontruktivisme
- Pembaca mampu mempraktekan teori psikologi kognitif dan kontruktivisme dalam pelaksanaan pembelajaran
Psikomotorik
- Pembaca mampu memperbaiki RPP yang telah ada setelah menguasai materi ini.
- Pembaca mampu merancang sebuah RPP berdasarkan teori belajar psikologi kognitif dan kontruktivisme.
C. Dasar Teori dan Analisis Teori
a.
Pengertian
Psikologi Kognitif
Psikologi
kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran.
Proses ini meliputi bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan
ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Pengetahuan ini dimunculkan kembali
sebagai petunjuk dalam sikap dan perilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi
kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi.
a. Kontruktivisme
adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan
adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia
merekonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek,
fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Menurut teori belajar
konstruktivisme pengetahuan tidak bisa dipindahkan begitu saja dari guru kepada
murid. Artinya peserta didik harus aktif secara mental membangun struktur
pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.
b.
Tokoh-tokoh
teori belajar psikologi kognitif dan konstruktivisme
-
Pembelajaran
menurut Jean Piaget
Sumber : http://jeanpiagetcognitivetheory.blogspot.com/ |
Teori
Piaget menjelaskan hubungan antara perbedaan individual, tujuan instruksional,
prinsip belajar, dan metode mengajar. Berkaitan dengan perkembangan kognitif
anak, ada dua pendekatan tentang readiness,
yaitu tingkat perkembanagn fungsi-fungsi kognitif dan pengetahuan anak pada mata
pelajaran. Dua pendekatan itu akan memberikan pemahaman tentang perencanaan
pendidikan yang tepat. Prinsip Teori Piaget dalam praktek pembelajaran
dipaparkan sebagai berikut:
- Belajar aktif. Dalam kaitan ini ditekankan bahwa untuk membantu perkembangan kognitif anak, perlu diciptakan kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri, membandingkan penemuan sendiri denagn penemuan temannya dan sebagainya.
- Belajar lewat interaksi sosial. Lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan bervariasi dan mengarah pada banyak pandangan dengan macam-macam sudut pandang dan alternatif tindakan.
- Belajar akan lebih berkesan dengan pengalaman sendiri.
-
Pembelajaran JA
Brunner
Gambar wajah JA Brunner
Teori Brunner menyatakan bahwa anak harus berperan
secara aktif dalam belajar dikelas. Maksud dari discovery learning, yaitu siswa didorong untuk belajar dengan diri
mereka sendiri. Siswa belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip,
guru mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman-pengalaman dan menghubungkan
pengalaman tersebut untuk menemukan prinsip-prinsip bagi diri mereka sendiri.
Dalam pengajaran disekolah, pembelajaranhendaknya mencakup :
pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar penstrukturasi
pengetahuan untuk pemahaman optimal dengan memperhatikan beberapa hal berikut.
- Penyajian
(1) Penyajian ikonik dimana pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep
(2) Penyajian simbolik berasumsi bahwa kemauan seseorang lebih memperhatikan preposisi/ pernyataan daripada obyek-obyek yang memberikan struktur hirarkis pada konsep-konsep.
- Ekonomi : penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran, dan diproses untuk mencapai pemahaman.
- Kekuasaan kekuatan diartikan sebagai kemampuan penyajian, itu untuk menghubung-hubungkan hal-hal yang kelihatannya terpisah-pisah.
- Perincian materi pembelajaran.
- Cara pemberian “Reinforcement”.
- Pembelajaran
menurut David Ausubel
Sumber : http://ririnayurizki.blogspot.com/2013/09/teori-belajar-menurut-aliran.html |
Gambar wajah David Ausubel
Ausubel berpendapat jika pengetahuan disusun dan
disajikan dengan baik, siswa-siswi akan dapat belajar dengan efektif melalui
buku teks dan metode-metode ceramah. Prinsip-prinsip yang dapat mengefektifkan
pembelajaran, sebagai berikut.
- Pengaturan awal yang dapat digunakan guru dalam membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya.
- Deferensiasi progresif dimaksudkan bahwa dalam proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan evaluasi konsep-konsep. Dengan cara memperkenalkan unsur yang paling umum terlebih dulu baru yang lebih mendetail, berarti pembelajaran dari umum ke khusus.
- Belajar super ordinat bermakna bahwa struktur kognitif anak mengalami pertumbuhan kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut.
- Penyesuaian integratif.
D. Ayat yang berhubungan dengan Psikologi Kognitif dan Kontruktivisme
- Surat Al-Alaq ayat 1-5
- Analisa ayat dalam konteks pendidikan
Perintah membaca merupakan perintah yang paling penting dan berharga yang dapat diberikan pada umat manusia sebagai homo educadum (makhluk yang dapat dan harus dididik). Meski manusia diciptakan berasal dari setetes air mani yang sangat hina akan tetapi manusia adalah makhluk yang dapat dan harus dididik, karena dengan pendidikan maka potensi diniyah dan potensi-potensi kemanusiaan lainnya yang dimiliki setiap orang akan berkembang secara wajar. Melalui pendidikan harkat dan martabat manusia akan terjaga dengan sendirinya dan akan terus menuju kesempurnaan. Dan apabila ia belajar dan berfikir sampai ia memperoleh ilmu pengetahuan maka ia akan menempati derajat yang tinggi, sebagai mana yang dijelaskan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11:
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa tingkatan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar