Minggu, 29 Juni 2014

Aplikasi Teori Psikologi Kognitif dan Konstruktivisme

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan       : SMA Sakura
Mata Pelajaran             : FISIKA
Kelas/Semester              : X / Ganjil
Peminatan                     : MIPA
Materi                           : Pengukuran Besaran Fisika
Alokasi Waktu              : 2 x 3 JP

A.     KOMPETENSI INTI

1.   Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
(Berdasarkan teori belajar dalam konsep islam. Belajar dan mengajar dalam islam adalah mengubah perilaku, mendidik jiwa dan membina kepribadian manusia)
2.   Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(Berdasarkan teori perkembangan konsep diri dan emosi. Membentuk pola-pola kepribadian yang menjadi landasan bagi perwujudannya di lingkungan kehidupan dan reaksinya terhadap rangsangan dari lingkungan maupun dalam diri individu)
3.   Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
(Berdasarkan teori perkembangan kognitif, mengenai gejala bagaimana cara manusia memperoleh pengetahuan atau untuk menggunakan pengetahuan)
4.   Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
(Berdasarkan teori perkembangan psikomotorik, berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik)

B.     KOMPETENSI DASAR

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad  raya  terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
(Berdasarkan teori belajar dalam konsep islam)
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
(Berdasarkan teori perkembangan konsep diri dan emosi)
3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)
      (Berdasarkan teori perkembangan kognitif)
4.1  Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk  penyelidikan ilmiah
(Berdasarkan teori perkembangan psikomotorik)

INDIKATOR
  • Memilih instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang dengan mempertimbangkan aspek ketelitian (akurasi), kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi (presisi) dan kepekaan (sensitivitas).
  • Menerangkan pentingnya ketelitian dan ketepatan dalam pengukuran
  • Menentukan ketelitian alat ukur  (mistar, jangka sorong, mikrometer)
  • Menunjukan cara menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer
  • Membuat laporan tertulis hasil praktikum
  • Mepresentasikan hasil pengukuran

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN

Kognitif

(saya merumuskan tujuan kognitif ini berdasarkan teori perkembangan kognitif (Jean Piaget), yang mana siswa berada pada tahap Operasional Formal karena sudah menginjak usia 15 tahun. Pada tahap ini siswa sudah mempunyai tiga kemampuan operasional formal, seperti penalaran logis diterapkan ke ide-ide abstrak dan juga objek-objek konkret, penyususan dan pengujian hipotesis, serta pemisahan dan pengendalian variabel)
  • Siswa mampu memperkirakan instrumen secara tepat dalam melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang dengan mempertimbangkan aspek ketelitian (akurasi), kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi (presisi) dan kepekaan (sensitivitas);
  • Siswa mampu menerangkan pentingnya ketelitian dan ketepatan dalam pengukuran berdasarka hasil diskusi dengan kelompok
  • Siswa mampu menentukan ketelitian alat ukur besaran panjang (mistar, jangka sorong, mikrometer)
  • ·        Siswa mampu menunjukan cara pengkuran besaran panjang suatu benda menggunakanan alat ukur secara tepat (mistar, jangka sorong, mikrometer)
  • (saya merumuskan tujuan ini berdasarkan teori psikologi kognitif dan kontruktivisme. Saya memberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen. Karena melalui interaksi dan uji-coba dengan objek-objek disekitar mereka, siswa dapat menemukan dari dekat beberapa karakteristik  dan prinsip dunia (Fosnot, 1996))

Afektif

(saya merumuskan tujuan afektif ini berdasarkan teori perkembangan konsep diri dan emosi. Berdasarkan tahap-tahap perkembangan konsep diri Erikson, siswa saat ini sudah berada pada tahap masa remaja akhir. Menurut Erik Erikson, pada masa ini siswa sudah melampaui masa-masa pubertas yang syarat kebingungan dan naik-turunnya emosi dan juga telah melampaui pengalaman bersekolah yang tidak selalu menyenangkan. Sehingga mampu menikmati konsep diri dan kesehatan mental yang positif. Meski demikian, mereka semakin memikirkan berbagai karakteristik dan keterampilannya dan mulai bergulat dengan ketidakkonsistenan dalam persepsi diri mereka. Kemudian perkembangan emosi siswa berada pada tahap perkembangan akhir. Pada tahap ini siswa akan mencapai kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya sehubungan dengan apa yang terjadi pada dirinya)
  • Siswa mampu memilih alat ukut yang tepat dalam melakukan pengukuran
  • Siswa mampu menggabungkan diri dalam kelompok saat melakukan praktikum pengukuran
(berdasarkan tahap-tahap perkembangan Erikson, kebanyakan remaja akhir mulai membentuk suatu identitas umum dan memahami bagaimana dirinya, serta segala macam fakta tentang dirinya. Lalu remaja ini sudah mampu memngendalikan emosinya.)
  • Siswa mampu mempraktekan cara menggunakan alat dengan baik
  • Siswa mampu memperlihatkan hasil praktikum dalam laporan tertulis

Psikomotorik

(saya merumuskan tujuan psikomotorik ini berdasarkan teori perkembangn psikomotorik. Siswa saat ini berada pada tahap otonomi. Pada tahap ini siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi, proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat memperbaiki geraka-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan. Oleh karenanya gerakan yang dilakukan juga tidak menharuskan pembelajaran untuk memikirkan tentang gereakannya.)
  • Siswa mampu mengoperasikan alat ukur yang digunakan dalam pengukuran
  • Siswa mampu menpersiapkan presentasi hasil pengukuran dengan kreativitas masing-masing.
(berdasarka teori perkembangan psikomotorik. Disisi akan terjadi empat tahapan perkembangan kreativitas menurut Wallas (1921). Tahap pertama, tahap persiapan-merupakan tahap awal yang berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan data informasi dan hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada. Tahap kedua, tahap pematangan, tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah. Tahap ketiga, tahap pemahaman, merupakan tahap mencari kunci pemecahan, menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis, kemudian merumuskan beberapa keputusan. Tahap keempat, tahap pengetesan, merupakan tahap mentes dan membuktikan hipotesis pakah keputusan yang diambil itu tepat atau tidak.)

D.     MATERI AJAR
Pada zaman dahulu, orang-orang menggunakan anggota tubuhnya untuk mengukur besaran panjang. Misalnya, bangsa Mesir Kuno mendefinisikan standar besaran panjang sebagai jarak dari siku sampai ke ujung jari yang disebut cubit atau hasta. Bangsa Eropa menggunakan standar besaran panjang sebagai jarak dari ujung ibu jari kaki sampai ke pangkal kaki yang disebut kaki (foot). Di Indonesia untuk mengukur besaran panjang biasa menggunakan satuan jengkal, hasta, atau depa. Dapatkah anggota tubuh dijadikan sebagai standar ukuran besaran panjang?

·      Tabel Alat Ukur Panjang
Mistar / Penggaris
Jangka Sorong
Mikrometer sekrup

·      Digunakan untuk mengukur panjang benda
·      Skala terkecil adalah 1 mm atau 0,1 cm
·      Ketelitiannya adalah setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm atau 0,005 cm

·      Digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam serta mengukur kedalaman.
·      Skala terkecil 0,1 mm atau 0,01 cm
·      Ketelitiannya 0,05 mm atau 0,005 cm

·        Digunakan untuk mengukur tebal atau diameter benda
·        Skala terkecil 0,01 mm atau 0,001 cm
·        Ketelitiannya 0,005 mm atau 0,0005 cm

E.     METODE PEMBELAJARAN
1.   Model Pembelajaran                : Problem-Based Learning (PBL)
2.   Pendekatan pembelajaran                  : Pendekatan saintifik (scientific).
3.   Metode Pembelajaran             :
·        Penemuan terbimbing
·        Pemecahan Masalah dalam kelompok
·        Diskusi dengan teman
·        Tanya- jawab
·        Tugas

F.      LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
·      Mengucapkan salam dan berdoa bersama
(berdasarkan teori perkembangan nilai, moral dan sikap. Nilai Agama ditekankan pada kegiatan ini, yaitu suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar menurut ajaran agama.)
·      Mengecek kehadiran siswa
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran
(perlu adanya penyampaian tujuan pembelajaran agar siswa dapat mengetahui apa yang akan ia pelajari dan akan menimbulkan rasa ingin tahu.)
·      Memberikan motivasi dan mempersiapkan siswa secara fisik dan phsikis untuk menerima pelajaran
(menggunaka teknik-tekni motivasi dalam pembelajaran berdasarkan teori motivasi. Seperti, menimbulkan rasa ingin tahu, menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar, menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, mengunakan simulasi permainan. Hal-hal tersebut juga dapat digunakan untuk mengatasi kejenuhan dalam pembelajaran, sesuai dengan teori cara mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar)
·      Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran berlangsung.
·    Apersepsi
1.  Sebutkan jenis – jenis alat ukur?
2.  Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran yang tepat?
3.  Dapatkah kita megukur volume benda yang berbentuk tidak teratur?
4.  Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
5.  Bagaimana cara mengetuhui volume benda yang berbentuk tidak teratur?
·     Guru meminta siswa untuk berkelompok yang terdiri dari 4 orang siswa

15’
Kegiatan Inti
Mengamati
·      Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai bagian – bagian penggaris, jangka sorong dan mikrometer sekrup serta menjawab pertanyaan mengenai bagian – bagian dari masing-masing alat ukur tersebut
·      Peserta didik mengamati demontrasi langkah-langkah penggunaan alat ukur, pengukuran suatu objek, cara membaca skala, menentukan nilai, dan membandingkan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup
Guru menilai keterampilan peserta didik mengamati

Menanya
·     Peserta didik dalam kelompok mendiskusikan cara penggunaan penggaris, jangka sorong dan mikrometer sekrup serta menentukan skala terkecil dan ketelitian masing – masing alat ukur.

Mencoba
·     Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup
·     Salah satu anggota kelompok diminta untuk melakukan demonstrasi pengukuran panjang dan diameter pensil serta tebal buku pelajaran fisika
·     Peserta didik mencermati demonstrasi percobaan. Anggota kelompok yang lain mencatat hasil pengukuran dari masing-masing alat ukur
·     Peserta didik dalam kelompok mendiskusikan cara melaporkan/menuliskan hasil pengukuran
·     Masing-masing kelompok diberikan Lembar Diskusi Kelompok yang berisi permasalahan yang harus diselesaikan
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai menilai keterampilan mencoba, menggunakan alat, dan mengolah data, serta menilai kemampuan peserta didik menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah
(berdasarkan teori perkembangan nilai, moral dan sikap. Disini sikap dan moral siswa lebih diamati oleh guru. Dimana sikap adalah kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek atau persoalan tertentu. Sedangkan moral merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil dan seimbang.)

Mengasosiasi
·      Peserta didik menyimpulkan hubungan antara skala terkecil masing – masing alat ukur dan ketelitian yang dimiliki oleh masing – masing alat ukur
·      Masing-masing kelompok berdiskusi mengolah data hasil pengukuran panjang dan diameter pensil serta tebal buku pelajaran fisika
·      Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakpastian dalam pengukuran cara mengurangi kesalahan dalam pengukuran
·      Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok.
Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik mengolah data dan merumuskan kesimpulan

Mengkomunikasikan
·     Perwakilan dari dua kelompok menyampaikan hasil hitungan dan kesimpulan diskusi
·     Kelompok lain menanggapi dan bersama-sama mendiskusikan pemecahan masalah
Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan

(pada kegiatan inti ini guru mengamati siswa dari hal sikap, minat dan juga bakatnya. Untuk mengamati bakat siswa guru dapat menggunakan teori perkembangan bakat Multiple Intelligence. Guru dapat mengetahui apakah siswa tersebut berbakat pada akademik, seni, psikomotorik, kreatif, atau sosial.)

60’
Penutup
·     Bersama peserta didik menyimpulkan kegunaan, skala terkecil, dan ketelitian masing – masing alat ukur
·     Melaksanakan postes
·     Peserta didik mengaplikasikan pembelajaran pengukuran dalam kehidupan sehari-hari.
(hal ini dilakukan agar tidak terjadi lupa, sesuai dengan teori cara mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar)

15’

G.    PENILAIAN
1.   Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2.   Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama. Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3.   Contoh Instrumen (Terlampir)
                                                          



Mengetahui,                                                Tangerang Selatan, Juli 2013
Kepala SMA Sakura                                            Guru Mata Pelajaran




Drs. Zaid Raharjo, M.Pd                                      Yuli Rahmah, S.TP
NIP:                                                            NIP:


 

H. INSTRUMEN PENILAIAN

POSTEST
1.  berapakah hasil pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong untuk pengukuran diameter kelereng?
2.  Berapakah hasil pengukuran panjang dengan menggunakan mikrometer sekrup untuk pengukuran ketebalan buku!

Pedoman penilaian :
Nomor 1 skor maksimum    = 5
Nomor 2 skor maksimum    = 5
Skor maksimum 10
Nilai kognitif                       = (jumlah skor diperoleh/ skor maksimum) x 100%
Nilai kognitif >- 75 dinyatakan tuntas

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

  • Nama anggota kelompok :

 

  • Tujuan
a.   Memilih macam – macam alat ukur panjang yang akan digunakan
b.  Menentukan skala terkecil dan ketelitian alat ukur panjang
c.   Mempraktekan cara menggunakan alat
d. Menyusun data hasil pengukuran
  • Alat dan Bahan
1.  Penggaris                                            4. Buku Pelajaran FISIKA
2.  Jangka Sorong                                    5. Pensil
3.  Mikrometer Sekrup                             6. Meja Siswa

  • Kegiatan 1
1.     Ukurlah panjang meja dengan menggunakan tangan! Berapa jengkal panjang meja?
2.     Ukurlah panjang meja dengan menggunakan tangan temanmu! Berapa jengkal panjang meja?
3.     Ukurlah panjang meja dengan menggunakan mistar! Berapa centimeter panjang meja?
4.     Ukurlah panjang meja dengan menggunakan mistar temanmu! Berapa centimeter panjang meja?
5.     Apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan yang baru saja anda lakukan? Jelaskan!
  • Kegiatan 2
Isilah tabel berikut dengan mengamati skala pada beberapa alat-alat ukur panjang. Tentukan nilai skala terkecilnya (nst) serta ketidakpastiannya.

No
Alat ukur panjang
Nst
ketidakpastian
1



2



3



  •  Kegiatan 3
1.     Ukurlah panjang dan lebar benda – benda di sekitarmu (misalnya, tebal buku, panjang penghapus, diameter pulpen/pensil) dengan menggunakan jangka sorong
2.     Tuliskan hasil pengukuranmu sesuai aturan angka penting pada tabel di bawah.
3.       Tentukan berapa angka penting dari setiap hasil pengukuran
4. Lakukan pengukuran pada benda-benda yang sama dengan menggunakan mikrometer sekrup

Tabel hasil pengukuran:
 
No
Nama Benda
Pengukuran dengan Jangka Sorong
Panjang
Lebar
Banyaknya angka penting
Penulisan hasil pengukuran


























No
Nama Benda
Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup
Panjang
Lebar
Banyaknya angka penting
Penulisan hasil pengukuran

























LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran               : FISIKA
Kelas/Semester              : X/1
Kompetensi Dasar         : KD 3.1 dan KD 4.1
Tahun Pelajaran             : 2014/2015
Waktu Pengamatan        : Saat Pembelajaran

Indikator sikap aktif dalam melaksanakan pembelajaran
1.     Kurang baik (KB)  jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2.    Baik  (B) jika menunjukkan sudah ada  usaha ambil bagian dalam pembelajaran  tetapi belum ajeg/konsisten
3.   Sangat baik (SB)  jika menunjukkan sudah ambil bagian  dalam menyelesaikan tugas kelompok  secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1.     Kurang baik (KB)  jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2.     Baik (B)  jika menunjukkan sudah ada  usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3.     Sangat Baik (SB)  jika menunjukkan adanya  usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1.     Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2.     Baik  (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3.     Sangat Baik (SB)  jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
KELAS       : X IPA 4
NO
NAMA SISWA
SIKAP
AKTIF
KERJASAMA
TOLERAN
KB
B
SB
KB
B
SB
KB
B
SB
1
AGUNG D.









2
ANISYAH K.









3
ARIF R.









4
CHAIRUNISSA  F.









5
DIMAS ADI P.









6
DION SETIAWAN









7
FAIZAL K. P.









8
HANNA M.









9
IIS ISNAWATI









10
INDRI A.









Keterangan:
KB    : Kurang baik
B       : Baik
SB     : Sangat baik

DAFTAR PUSTAKA

B. Hamzah U., Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 2007
Ellis, J. Ormrod., Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2008
Hartinah, Siti., Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Rafika Aditiatma. 2009
Nadlir, dll., Psikologi Belajar. Jakarta: IAIN. 2009
Solso, Robert L., Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga. 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar