Tujuan :
Diharapkan setelah membaca pokok bahasan tentang perkembanangan kognitif serta penerapannya, maka ;
Kognitif
- Pembaca mampu memberikan contoh tentang tahap perkembangan kognitif (C2)
- Pembaca mampu merancang suatu Rencana Pelaksanaan Pendidikan (RPP) berdasarkan materi yang dibahas (C5)
- Pembaca mampu membuktikan hasil rancangan RPP (C6)
Afektif
- Pembaca mampu mempraktekan sesuai dengan teori yang dibahas kepada anak didiknya (A5)
- Pembaca mampu membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pendidikan (RPP) yang sesuai (P3)
Gambar 1 : Sketsa wajah Jean Piaget
Jean Piaget
(1896-1980), biologi dan epistemologis berkebangsaan Swiss, membuat studi-studi
observasi intensif mengenai anak-anak. Beliau menyimpulkan bahwa alasan
anak-anak berbeda dengan orang dewasa bahkan mereka memiliki persepsi yang
berbeda tentang dunia. Piaget menduga bahwa anak-anak belajar melalui interaksi aktif
denagan lingkungan mereka, seperti juga para saintis, dan menyarankan bahan
sebuah pemikiran anak berproses melalui sebuah sekuens dari empat tingkatan
kognitif, antara lain :
Tahap Inteligensia Sensiromotor (lahir sampai 2 tahun)
Gambar 2 : Bayi ini berperilaku kebanyakan sensorik dan motorik.
Pada bulan-bulan pertama anak belum mampu bergerak dalam ruangan, ia lebih mendapatkan pengalaman dari tubuh dan inderanya sendiri dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reaksi atas
rangsang-rangsang yang diterimanya dalam bentuk refleks (misalnya refleks
mengenyot puting susu ibu, refleks menangis, dan lain-lain). Refleks-refleks
ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih
misalnya berjalan, anak-anak belajar mengenai tangannya dengan menjabat tangan
dan menghisapnya, kemudian mereka belajar mengenai benda dengan mengikuti atau
menendangnya. Anak belum “berpikir” secara konseptual; namun demikian, perkembangan “kognitif dapat diobservasi.
Tahap Pemikiran Pra-Operasional (2-7 tahun)
Gambar 3 : Anak ini sudah mulai mengenal lingkungannya dan simbol-simbol untuk merepresentasikan dunianya.
Proses berfikir anak berpusat pada penguasaan-penguasaan simbolik
(misalnya, katak-ata) yang mampu mengungkapkan pengalaman masa lalu. Anak mulai menggunakan
simbol-simbol untuk merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif.
Simbol-simbol itu seperti : kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan
objek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang tampak). Terbukti bahwa perkembangan bahasa dan perkembangan konseptual
berjalan cepat. Anak-anak mulai mengunakan simbol-simbol untuk memikirkan
objek-objek dan orang di luar lingkungan terdekatnya. Permainan fantasi dan
imajinatif menjadi model-model alami dari proses berpikir. Maksudnya anak tersebut belum bisa memahami pandangan orang lain yang
berbeda dengan pandangannya sendiri. Anak masih belum menerima pandangan orang
lain.
Mengajar Anak di Tingkatan Pra-operasional
1.
Kapan pun,
gunakan properti dan alat bantu visual konkret.
2.
Buat instruksi
yang relatif pendek, gunakan tindakan seperti juga kata-kata.
3.
Jangan berharap
murid-murid akan konsisten pada kemampuannya melihat dunia lewat cara pandang
orang lain.
4.
Bangun kepekaan
pada kemungkinan bahwa murid-murid akan memiliki makna yang lain untuk
kata-kata yang sama. Murid-murid juga berharap orang-rang mengerti akan kata
yang baru mereka temukan.
5.
Berilah anak
banyak latihan dengan kemampuan-kemampuan yang menjadi pondasi bagi kemampuan
lain yang lebih rumit seperti pemahaman bacaan.
6.
Sediakan
pengalaman yang luas dalam rangka membangun sebuah landasan untuk pembelajaran
konsep dan bahasa.
Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak-anak mengembangkan kemampuan untuk menggunakan pemikiran logis
untuk memecahkan masalah-masalah konkret. Konsep-konsep dasar dari objek,
angka, waktu ruang dan kausalitas dieksplorasi dan dikuasai. Melalui penggunakan
objek-objek konkret untuk memanipulasi, anak-anak mampu menggambarkan
kesimpulan. Pada tahapan ini
anak mulai mampu mengatasi masalah yang berkaitan dengan conservasi perceptual
contration dan egocentrism namun masih dalam masalah yang bersifat konkret,
belum yang bersifat abstrak.
Mengajar Anak di Tingkatan Operasional Konkret
1.
Lanjutkan dengan
menggunakan properti dan alat bantu visual konkret, terutama ketika berkenaan
dengan bahan yang kompleks.
2.
Lanjutkan
memberikan murid-murid kesempatan untuk memanipulasi dan menguji objek-objek.
3.
Pastikan
presentasi dan dan membaca menjadi detil dan teroganisir dengan baik.
4.
Gunakan
contoh-contoh familiar untuk menjelaskan gagasan yang lebih rumit.
5.
Beri kesempatan
untuk mengklasifikasi dan mengelompokkan objek-objek dan gagasan dalam
tingkatan yang secara bertahap menjadi rumit.
6.
Tampilkan
masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran logis dan analisis.
Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Gambar 5 : Pada tahap ini kemampuan kognitf sudah mencapai tingkatan tertinggi
Kemampuan kognitif menjangkau tingkatan tertinggi perkembangan mereka. Anak-anak dapat membuat perkiraan, berpikir tentang situasi hipotesis, berpikirtentang
proses berpikir, serta menghargai struktur bahasa seperti juga menggunakannya
dalam berkomunikasi. Sarkasme, hinaan, argumentasi dan bahasa slang menjadi
aspek dari percakapan remaja yang merefleksikan kemampuan mereka berpikir
abstrak tentang bahasa.
Mengajar Anak di Tingkatan Operasional Formal
1.
Lanjutkan
menggunakan strategi-strategi dan bahan dari pengajaran operasional konkret.
2.
Beri murid-murid
kesempatan untuk memecahkan masalah dan membuat alasan secara saintifik.
3.
Kapan pun
memungkinkan, ajarkan konsep-konsep yang luas, tidak sekadar fakta, menggunakan
bahan dan gagasan yang relevan dengan kehidupan murid-murid.
Ayat Al-Qur’an yang Berhubungan dengan Perkembangan Kognitif
Islam memberikan kedudukan yang sangat tinggi
berupa pikiran dan akal yang hanya dimiliki oleh manusia, dan manusia adalah
ciptaan Allah yang paling baik. Allah memerintahkan manusia untuk menggunakan
pikiran dan akalnya dengan sebaik-baiknya.
Perhatikan
ayat-ayat berikut :
Artinya : “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;
zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan”
(Qs. An-Nahl/16 : 11)
Artinya : “Dan Dia
menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang
itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami
(nya)” (Qs. An-Nahl/16 : 12)
Kedua ayat tersebut menegaskan kekuasaan Allah,
memperjelas pada manusia bahwa kenyataan-kenyataan empiris dalam alam ini
seharusnya menjadi sarananya untuk manusia memanfaatkan dan menggunakan fikir
dan akalnya, sehingga terlatih daya fikirnya, dan dengan demikian mampu
membina ilmu pengetahuan. Ayat-ayat Allah adalah kenyataan-kenyataan
alami yang berlangsung menurut sunnahnya dan ayat-ayat ini berfungsi dalam
melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir manusia, dan lebih lanjut akan
mampu mengembangkan teori dan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan materi yang telah dijabarkan diatas, berikut adalah tujuan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) menurut Teori Perkembangan Kognitif Jeanne Piaget.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas / usia : VIII / 14 tahun
Materi Pokok : GAYA
Tujuan :
Kognitif
1. Siswa mampu memberikan contoh tentang gaya pada suatu objek (C2)
2. Siswa mampu memperhitungkan besar suatu gaya (C3)
Afektif
1. Siswa mampu menunjukan kerja suatu gaya (A3)
Psikomotorik
1. Siswa mampu mempraktekan suatu gaya terhadap objek (P3)
Ellis, Jeanne Om., Psikologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga, 2008Daftar Pustaka
Hardcastle, Beverly.dkk., Menjadi Seorang Guru. Jakarta : Indeks, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar