Kunjungan Ke BATAN Serpong
Serpong, 3 Mei 2016. Kami
mahasiswa Fisika semester 6 Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif
Hidayatullah melaksanakan kunjungan ke Kawasan Srategis Nuklir (KSN) di Komplek
Puspiptek, Gedung No. 31 Serpong Tangerang Selatan Banten. Saat pertama tiba
kami diarahkan oleh tim keamanan untuk tidak membawa tas dan barang-barang
elektronik, hanya membawa alat tulis. Yang mana Penjagaan dan pengawasan ketat
dilaksanakan Untuk menghindari dan mencegah kelalaian manusia. lalu kami
diarahkan menuju aula utama. Disana kami medapatkan beberapa informasi mengenai
BATAN. Diantaranya, pertama prosedur menyelamatkan diri apabila terjadi hal-hal
yang tidak diiinginkan, sejarah perkembangan BATAN, dan jenis-jenis Reaktor.
Kepala BATAN dalam
pernyataan kebijakan keselamatan BATAN menyebutkan bahwa keselamatan adalah
prioritas utama pada seluruh kegiatan sehingga mencapai nihil kecelakaan.Untuk
mengupayakan hal tersebut Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir sudah
mengimplementasikan dan mendapat sertifikat untuk persyaratan standar Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai SB 006.OHSAS 18001:2008
/ OHSAS 18001 : sejak Februari 2013. Penerapan standar SMK3
ini sebagai jaminan keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja baik
bagi pekerja, fasilitas, masyarakat dan lingkungan dalam melaksanakan kegiatan
di instalasi IEBE dan IRM.
Foto bersama
dengan pemandu PTBBN, dihalaman gedung instalasi Radiometalurgi gedung 20 Pusat
Teknologi Bahan Bakar Nuklir.
Jenis-Jenis Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah
termpat terjadinya reaksi pembelahan inti (nuklir) atau dikenal dengan reaksi
fisi berantai yang terkendali. Bagian utam dari reactor nuklir adalah: elemen
bakar perisai, moderator dan elemen kendali. Reaksi fisi beranti terjadi inti
dari suatu dapat dibelah (U-235, U-233, dan Pu-239) bereaksi dengan neutron termal/lambat
yang akan menghasilkan unsur-unsur lain dengan cepat serta menimbulkan energi
panas dan neutron-neutron baru.
Reaktor Nuklir berdasarkan fungsinya dapat
dibedakan menjadi 2 (dua):
1.
Reactor
Penelitian
Sesuai
namanya reaktor penelitian dikhususkan untuk kepentingan penelitian. Neutron
yang dihasilkan oleh reactor ini biasanya digunakan untuk uji tak merusak,
analisis dan uji material, produksi isotop, penelitian lainnya, edukasi public
serta pendidikan dan pelatihan. Reactor rist yang mengasilkan radioisotope
untuk industry maupun bidang kesehatan disebut juga reactor isotop.
Reaktor
penelitian lebih sederhana dibandingkan dengan reactor daya, serta beroperasi
pada daya yang jauh lebih rendah. Reactor ini membutuhkan bahan bakar serta
produk fisi yang lebih sedikt. Biasanya bahan bakar yang digunakan adlaah
uranium dengan tingkat pengayaan lebih tinggi, bisa mencapai 20% U-235.
Panas
yang dihasilkan reactor penelitian dirancang sekecil mungkin sehingga dapat
dibuang ke lingkungan. Di Indonesia saat ini terdapat 3 reaktor Penelitian,
Reaktor Triga 2000 di Bandung dengan daya maksimal 2 MW termal, Reaktor kartini
di Yogyakarta dengan daya maksimal 100 KW dan Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy
di Serpong dengan daya maksimal 30 M termal.
Reaktor
Serba Guna Siwabessy didesain dan dibangun oleh Inter atom GMBH dari Republik
Federasi jerman. Bangunan sipil dan prasarana fisik dikerjakan oleh kontraktor
dalam negeri. Pembangunan reaktor serba guna berlangsung sekitar empat tahun,
yaitu sejak tahap ekskavasi gedung pada bulan Mei 1983 sampai dengan reaktor
kritis pada bulan Juli 1987. Akhirnya pada bulan Maret 1992 berhasil dicapai
operasi reaktor pada daya penuh 30 MW.
Reaktor
Serbaguna GA Siwabessy
Dalam
operasionalnya sehari-hari RSG GA Siwabessy dijalankan dengan besar kapasitas
15 Mw untuk efisiensi. kapasitas itu sudah cukup untuk kegiatan penelitian,
produksi isotop untuk bidang industri hingga kesehatan, tes maupun uji
material, percobaan ilmu pengetahuan, dan lainnya.
Dijalankan
sepenuhnya oleh tenaga ahli Indonesia, reaktor- reaktor BATAN telah berfungsi
selama puluhan tahun dengan aman dan selamat tanpa mengalami insiden. Proses
pengamanan di reaktor memakai sistem keselamatan berlapis untuk meminimalisir
dampak kerusakan ke manusia dan lingkungan sekitar.
1.
Reactor
Daya (Pembangkit Lstrik Tenaga Nuklir)
Berbeda
dengan reactor oenelitian yang membuang panasnya. Pada reactor daya, panas
bersuhu dan bertekanan tinggi yang dihasilkan dari reaksi fisi dimanfaatkan
untuk menghasilkan uap dan memutar turbin, sedangkan neutron yang dihasilkan
sebagian diserap dengan elemen kendali dan sebagian lagi diubah menjadi neutron
lambat untuk berlangsungya reaksi berantai. Reaksi fisi berantai terjadi jika
meutron termal menembak U-235 lainnya secara terus menerus. Untuk mengubah neutron
cepat menjadi neutron termal diperlukan moderator, tumbukan neutron dengan
moderator akan memperlambat kecepatan neutron. Bahan yang umum digunakana
sebagai moderator adalah air (H2O) air berat (D2O) dan
grafit.
Setelah
panas dari reactor digunakan untuk menghasilkan uap dan memutar turbin maka
proses yang terjadi selanjutna sama dengan pembangkit lainnya.
Reaktor Daya Eksperimental (RDE)
RDE atau reaktor daya eksperimental adalah
reaktor nuklir yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik, pembangkit panas
dan untuk memproduksi hidrogen. Karena sifatnya yang eksperimental maka
pengoperasian reaktor nuklir tersebut lebih banyak untuk tujuan percobaan dalam
meningkatkan penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi reaktor untuk ketiga
hal tersebut sangat penting mengingat Bangsa Indonesia masih kekurangan
listrik, pupuk dan banyak industri yang membutuhkan energi panas untuk berbagai
proses industri. Produksi hidrogen dari RDE dapat digunakan untuk bahan baku
pembuatan pupuk tanaman yang sampai saat ini masih sangat dibutuhkan dalam
peningkatan produktivitas pertanian, sedangkan energi panas sisa dari
pembangkitan listriknya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan proses industri.
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Setelah selesai acara
pembukaan di Aula, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok besar. Kelas Fisika 6A
mengunjungi reactor serba guna GA Siwabessy dan Sebanyak 35 orang mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah yaitu dari kelas Fisika 6B mengunjungi fasilitas instalasi
Radiometalurgi gedung 20 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. Kunjungan diterima
oleh Bapak Helmi Fauzi R, S.ST, Maman Kartaman A, MT dan Ibu Mu'nisatun
Sholikhah, S.ST sebagai Petugas Layanan Informasi (PLI).
Instalasi
Radiometalurgi gedung 20 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Kami langsung diantar
untuk mengunjungi Hotcell 101 sampai 103 disini pengunjung dijelaskan tentang
Transfer Bahan Bakar dari Gedung 65 Instalasi Elemen Bakar Eksperimental
(IEBE)-PTBBN dan Uji Tak Merusak oleh Bapak Bapak Helmi Fauzi, ST.
Hotcell
101-103
lalu pengunjung diantar
ke Hotcell 104 sampai 107 untuk mengetahui pekerjaan Uji Metalografi yang
dijelaskan oleh Bapak Maman Kartaman A, MT dan terakhir pengunjung
diantar ke Hotcell 108 dan 109 yang merupakan ruang laboratorium kimia untuk
pekerjaan uji pasca iradiasi dan di Hotcell 137 dan 133 laboratorium untuk uji
Pra Iradiasi, di Hotcell 112 pengunjung dijelaskan tentang cara kerja tangan manipulator
yang merupakan tangan robot untuk mengerjaan preparasi sem dan tem. Pengunjung
langsung berinteraksi dengan pemandu Bapak Helmi Fauzi R, S.ST, dan Bapak
Maman Kartaman A, MT.
Instalasi
Elemen Bakar Eksperimental
Instalasi
Radio Metalurgi
Fasilitas PTBBN
Fasilitas
yang dimiliki dalam mendukung tugas dan fungsi Pusat Teknologi Bahan Bakar
Nuklir meliputi Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) dan Instalasi
Radio Metalurgi (IRM), yang terdiri dari :
- Laboratorium
produksi bahan bakar nuklir,
- Laboratorium uji bahan dan
bahan bakar nuklir pasca iradiasi,
- Laboratorium pengujian
bahan dan produk pra iradiasi,
- Instalasi tata udara dan
ventilasi,
- Instalasi pasokan energi
dan media,
- Fasilitas keselamatan umum
dan keselamatan radiasi, dan
- Fasilitas bengkel mekanik